Jumat, 26 November 2010

Pantai slopeng


Pada mulanya Pantai Slopeng adalah sebuah tempat bagi para nelayan untuk mencari ikan. Namun ada sebagian pengunjung dari berbagai penjuru banyak yang berekriasi ke pantai ini terutama ketika musim liburan anak sekolah atau hari-hari besar seperti hari raya. Pada akhirnya oleh Pemkab di kelola menjadi tempat pariwisata. Memang pantai Slopeng ini memiliki keunikan tersendiri, selain tempatnya mudah di jangkau, keindahan pemandangannya yang paling utama. Pantai slopeng memiliki pegunungan pasir yang putih bersih, banyaknya pohon nyiur dan siwalan menambah sejuknya, indahnya dan damainya tempat ini sehingga pantas jika banyak orang yang melepas kepenatan dengan kesibukan sehari-hari di pantai slopeng ini.

Sejak tahun 2002, pemerintah mulai melakukan pengembangan pantai Slopeng berupa pembangunan beberapa sarana pendukung untuk menarik minat pariwisata, seperti; Panggung hiburan, pesanggrahan, gasibu, kantor, Toilet, taman hiburan dan sebagainya. Sehingga sampai saat ini jumlah pariwisata yang berkunjung ke pantai slopeng tiap harinya kurang lebih 40 orang.

Pantai Slopeng terletak kurang lebih 21 Km arah utara Sumenep. Akses menuju pantai Slopeng dapat ditempuh dari arah Pantai Lombang - Legung - Slopeng lewat jalan tembus yang sedang dibangun atau lewat jalur utara dengan rute Sumenep - Ambunten - Slopeng. Akses jalannya cukup bagus dan banyak tersedia jasa angkutan yang melalui pantai Slopeng.

    Tari Muang sangkal

         Tari muang sangkal terus menyedot perhatian. Buktinya,  setiap kali dibawakan, tarian ini mendapat apresiasi penonton. Tarian muang sangkal dibawakan setiap ada tamu kehormatan dari luar daerah. Mengapa tarian ini harus diciptakan?.Tari muang sangkal di kabupaten Sumenep ini seperti sudah menjadi kebanggaan. Setiap ada tamu kehormatan dari luar daerah, tarian ini selalu digelar.


       Tari muang sangkal biasa dibawakan oleh empat penari perempuan. Empat penari tersebut membawa nampan berisi beras kuning.Sambil diiringi alunan musik saronen, empat perempuan tersebut menari dengan gerakan yang rancak. Setiap gerak dari tarian muang sangkal ini dianggal memiliki arti seni yang tinggi. Diakhir tarian, beras kuning yang ada di dalam nampan kecil tersebut lalu ditabur .Ditaburnya beras kuning tersebut sebagai simbol membuang petaka.

    Kerapan Sapi (Madura)


    Kerapan atau karapan sapi adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi. Ada dua versi mengenai asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah “kerapan” berasal dari kata “kerap” atau “kirap” yang artinya “berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong”. Sedangkan, versi yang lain menyebutkan bahwa kata “kerapan” berasal dari bahasa Arab “kirabah” yang berarti “persahabatan”. Namun lepas dari kedua versi itu, dalam pengertiannya yang umum saat ini, kerapan adalah suatu atraksi lomba pacuan khusus bagi binatang sapi. Sebagai catatan, di daerah Madura khususnya di Pulau Kangean terdapat lomba pacuan serupa yang menggunakan kerbau. Pacuan kerbau ini dinamakan mamajir dan bukan kerapan kerbau.

    Asal usul kerapan sapi juga ada beberapa versi. Versi pertama mengatakan bahwa kerapan sapi telah ada sejak abad ke-14. Waktu itu kerapan sapi digunakan untuk menyebarkan agama Islam oleh seorang kyai yang bernama Pratanu. Versi yang lain lagi mengatakan bahwa kerapan sapi diciptakan oleh Adi Poday, yaitu anak Panembahan Wlingi yang berkuasa di daerah Sapudi pada abad ke-14. Adi Poday yang lama mengembara di Madura membawa pengalamannya di bidang pertanian ke Pulau Sapudi, sehingga pertanian di pulau itu menjadi maju. Salah satu teknik untuk mempercepat penggarapan lahan pertanian yang diajarkan oleh Adi Polay adalah dengan menggunakan sapi. Lama-kelamaan, karena banyaknya para petani yang menggunakan tenaga sapi untuk menggarap sawahnya secara bersamaan, maka timbullah niat mereka untuk saling berlomba dalam menyelesaikannya. Dan, akhirnya perlombaan untuk menggarap sawah itu menjadi semacam olahraga lomba adu cepat yang disebut kerapan sapi.
     
     
     
    Macam-macam Kerapan SapiKerapan sapi yang menjadi ciri khas orang Madura ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
    1. Kerap Keni (kerapan kecil)
    2. Kerap Raja (kerapan besar)
    3. Kerap Onjangan (kerapan undangan)
    4. Kerap Karesidenen (kerapan tingkat keresidenan)
    5. Kerap jar-jaran (kerapan latihan)
    Pantai Lombang

          

    Kecamatan : Batang-Batang
    Desa : Lombang

    1. Nama Jenis Potensi Wisata : Pantai Lombang
    2. Luas Area : -
    3. Sarana dan prasarana :
      • Tempat beristirahat (pendopo)
      • Ruang ganti baju Pria dan Wanit
      • Toilet Pria dan Wanita
      • Musholla
      • Kantin
      • Tempat duduk dipinggir Pantai
      • Taman bermain anak-anak
    4. Deskripsi Potensi Wisata :
      Pantai Lombang terletak sekitar 30 Km arah Timur Laut Sumenep, tepatnya di desa Lombang Kecamatan Batang Batang. Pantai ini terkenal dengan hamparan pasir putihnya sepanjang kurang lebih 12 Km yang ditumbuhi cemara udang sebagai tanaman khas dan langka yang hanya ada di Indonesia dan cina. Letaknya yang berada di kawasan Laut Utara Jawa memungkinkan para wisatawan untuk melihat keindahan matahari terbit.
      Untuk menuju ke Pantai Lombang sarana transportasinya cukup memadai walaupun untuk beberapa rute masih kurang tersedia jasa angkutan. Perjalanan ke Pantai Lombang dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan pedesaan dari Bangkal ke desa Legung kemudian dilanjutkan dengan menggunakan ojek untuk bisa sampai ke lokasi.
      Obyek dan daya tarik wisata pantai Lombang ramai dikunjungi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, khususnya pada event Pesta Rakyat Ketupatan yang digelar satu minggu setelah Hari Raya Idhul Fitri, di mana banyak sekali atraksi wisata seperti pentas musik, pentas kesenian tradisional ditampilkan selama satu minggu penuh. Hamparan pasir putih dipagari cemara udang menambah sejuknya dan indahnya suasana pantai apalagi ketika moment matahari akan tenggelam. Sehingga tidak jarang banyak anak muda yang memilih berkemah di sekitar pantai lombang. Beberapa fasilitas tersedia, walaupun masih membutuhkan pembenahan.
    Museum dan Keraton Sumenep

          

    Kecamatan : Kota Sumenep
    Desa : Pajagalan

    1. Nama Jenis Potensi Wisata : Keraton dan Museum Sumenep
    2. Luas Area :
    3. Sarana dan prasarana :
    4. Deskripsi Potensi Wisata :
      Keraton Sumenep terletak di tengah-tengah kota yang dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo I tahun 1762. Bangunan keraton ini mempunyai corak budaya Islam, Cina dan Eropa. Di dalam keraton terletak peninggalan-peninggalan bersejarah seperti Pendopo Agung, kantor KOneng, dan bekas Keraton Raden Ayu Tirto Negoro yang saat ini dijadikan tempat penyimpanan benda-benda kuno. Pendopo Agung sampai saat ini masih dipakai sebagai tempat diadakannya acara-acara kabupaten seperti penyambutan tamu Negara, serah terima jabatan pemerintahan dan acara kenegaraan lainnya. Sedangkan kantor Koneng yang ebrarti kantor raja dahulu adalah ruang kerja Sultan Abdurrachman Pakunataningrat I selama masa pemerintahannya tahun 1811 sampai 1844 Masehi. Selain ketiga ruangan tersebut di kompleks keraton terdapat Taman Sare, yaitu tempat pemandian putri raja yang masih terlihat asri dan indah sampai sekarang. Bagian lain dari keratin Sumenep adalah pintu gerbang Labang Mesem, yang artinya pintu/ gerbang tersenyum yang melambangkan keramahtamahan masyarakat Sumenep terhadap setiap orang yang datang ke keraton.
      Museum terbagi menjadi tiga bagian yang terletak di depan/luar keraton dan di dalam keraton. Bagian pertama, di luar keraton, adalah tempat menyimpan kereta kuda/ kencana kerajaan Sumenep dan kereta kuda pemberian ratu Inggris, yang sampai sekarang masih dapat dipergunakan dan dikeluarkan pada saat upacara peringatan hari jadi kota Sumenep. Bagian kedua dan ketiga terdapat di dalam keraton Sumenep, yang di dalamnya menyimpan alat-alat untuk upacara mitoni atau upacara tujuh bulan kehamilan keluarga raja, senjata-senjata kuno berupa keris, clurit, pistol pedang bahkan semacam samurai dan baju besi untuk perang, al-Qur'an yang ditulis oleh Sulta Abdurrachman, guci dan keramik dari Tiongkok/ Cina yang menggambarkan bahwa pada saat itu terjalin hubungan yang erat antara kerajaan Sumenep dan kerajaan Cina, patung-patung/ arca, baju kebesaran Raja/Sultan, sampai tulang/fosil ikan paus yang terdampar di pantai Sumenep pada tahun 1977.
      Museum ketiga disebut juga museum Bindara Saod karena pada zamannya tempat itu adalah tempat Bindara Saod menyepi, maka disebut juga dengan Rumah penyepian Bindara Saod. Terdiri lima bagian yaitu teras rumah, kamar depan bagian timur, kamar depan bagian barat, kamar belakang bagian timur dan bagian barat.
      Baik Museum, Museum Kantor Koneng dan Museum Bindara Saod, ramai dikunjungi, baik itu wisatawan lokal, maupun mancanegara tiap tahunnya. Adapun tarif biaya masuk keraton cukup murah yaitu Rp. 5000,- per orang sudah dapat menikmati koleksi sejarah keraton Sumenep.

    Rabu, 10 November 2010

    Senyum indonesia Senyum Pepsodent

    Tersenyumlah selalu walau terkadang hatimu gundah,
    jangan lakukan untuk dirimu
    lakukanlah untuk orang lain,
    karena tanpa kau sadari
    ada orang yang bahagia melihat dirimu tersenyum

    SENYUMMU MENG-ALIHKAN DUNIA-Q